PENYAKIT
RABIES DAN KESEHATAN MANUSIA
Oleh : Drh. Agus
Karyono
Anggota Ikatan Dokter Hewan Karantina
Indonesia (IDHKI)
Medik Veteriner Muda pada
Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok
Rabies
atau yang populer disebut penyakit anjing gila adalah penyakit hewan menular
yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus;
famili Rhabdoviridae. Rabies merupakan salah satu penyakit hewan tertua di
dunia, dan pertamakali dikenal di Mesir sebelum tahun 2300 SM. Bersifat akut
(cepat), menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas maupun manusia. Kapan
masuknya ke Indonesia tidak diketahui secara persis tetapi diperkirakan sewaktu
zaman penjajahan Belanda, tahun 1890 dilaporkan oleh Penning (orang Belanda)
rabies menyerang seekor anjing di Tangerang. Oleh E.de Haan tahun 1894 rabies
menyerang seorang anak di Palimanan Cirebon. Ternyata tidak hanya anjing saja
yang bisa menularkan rabies, akan tetapi kucing, kera/monyet yang disebut
dengan istilah HPR (Hewan Pembawa
Rabies) juga berpotensi / bisa menularkan rabies ke manusia. Virus rabies
masuk ke dalam tubuh manusia maupun
hewan melalui luka gigitan oleh hewan penderita rabies dan melalui luka
yang terkena air liur hewan penderita rabies. Tetapi angka terbanyak adalah
melalui gigitan. Data kasus gigitan HPR yang terjadi adalah 90 % oleh anjing,
6% oleh kucing, 3% oleh kera/monyet, 1,5% oleh kelelewar, rubah dll. Oleh
karena itu hewan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah anjing. Dalam
artian bukannnya anjing itu harus kita hindari, dibunuh, tidak tetapi dalam
pemeliharaannya harus selalu memperhatikan kesehatannya. Misalnya di vaksin
rutin rabies, tidak dibiarkan berkeliaran di luar rumah, dirantai dan secara
rutin diperiksakan kesehatannya ke dokter hewan. Karena saat ini memelihara
anjing juga banyak manfaatnya antara lain bisa untuk menjaga rumah dan sebagai hewan kesayangan yang merupakan bagian
dari keluarga (Pet Animal)
Rabies
sangat ditakuti oleh para ahli dan seluruh manusia dikarenakan penyakit ini
menular ke manusia (Zoonosis), belum ada obatnya. Menurut data Kementerian
Kesehatan kasus gigitan anjing dari tahun ke tahun semakin meningkat, Tahun
2008 dilaporkan bahwa kasus anjing yang
diduga menderita rabies yang menggigit manusia sebanyak 20.926 kasus yang
meninggal 104 orang, Tahun 2009 ada 42.106 kasus yang meninggal 137 orang,
Tahun 2010 sampai bulan agustus ada 40.180 kasus yang meninggal 113 orang. Masa
inkubasi pada manusia tergantung dari daerah yang di gigit. Semakin dekat
dengan kepala semakin pendek masa inkubasinya karena target virus rabies adalah
susunan syaraf pusat.
Tanda-Tanda
Penyakit Rabies Pada Hewan Dan Manusia
Pada
hewan, penyakit Rabies bias dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk yaitu bentuk diam/tenang (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies). Tanda – tanda Rabies bentuk diam/tenang (Dumb Rabies) : Hewan
suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk, terjadi kelumpuhan, hewan terlihat
tidak dapat mengunyah makanan, tidak mampu menelan air yang menyebabkan
penyakit ini diberi sinonim “ hidrofobia”
(takut air), rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes
berlebihan, kejang - kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak
terlihat, hewan tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan
terjadi dalam beberapa jam.
Tanda – tanda Rabies bentuk ganas (Furious Rabies) : Hewan terlihat agresif dan tidak lagi menurut pemiliknya, air liur keluar berlebihan (hipersalivasi), nafsu makan hilang (anoreksia), suara menjadi parau, menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai, bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilengkungkan ke bawah perut diantara kedua paha belakangnya, bila menyerang anak anjing akan terlihat lincah dan suka bermain, tetapi bila dipegang akan menggigit dan menjadi ganas dalam beberapa jam, kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4-7 hari timbul gejala atau paling lama 12 hari setelah penggigitan. Pada Manusia yang yang terkena rabies akan terlihat tanda – tanda: lesu, nafsu makan hilang, mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak bisa tidur, rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, suka mengigau, dan selalu ingin bergerak, ada rasa takut pada air, sensitif terhadap adanya suara yang keras dan cahaya matahari, air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar, kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul.
Tanda – tanda Rabies bentuk ganas (Furious Rabies) : Hewan terlihat agresif dan tidak lagi menurut pemiliknya, air liur keluar berlebihan (hipersalivasi), nafsu makan hilang (anoreksia), suara menjadi parau, menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai, bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilengkungkan ke bawah perut diantara kedua paha belakangnya, bila menyerang anak anjing akan terlihat lincah dan suka bermain, tetapi bila dipegang akan menggigit dan menjadi ganas dalam beberapa jam, kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4-7 hari timbul gejala atau paling lama 12 hari setelah penggigitan. Pada Manusia yang yang terkena rabies akan terlihat tanda – tanda: lesu, nafsu makan hilang, mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak bisa tidur, rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, suka mengigau, dan selalu ingin bergerak, ada rasa takut pada air, sensitif terhadap adanya suara yang keras dan cahaya matahari, air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar, kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul.
Penanganan kasus gigitan
Setiap
kejadian adanya gigitan oleh anjing harus diduga sebagai tersangka rabies.
Tindakan yang harus dilakukan adalah : luka gigitan dicuci dengan
detergent/sabun pada air yang mengalir (air kran) selama 5-10 menit,
dikeringkan dan diberi Iodium Tincture atau alkohol 70% lalu di balut dengan
kain yang bersih, penderita harus segera dibawa ke dokter, puskesmas atau rumah
sakit yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan sementara maupun perawatan lebih
lanjut, sambil menunggu hasil observasi hewan tersangka rabies. Luka gigitan
dibalut longgar dan tidak dibenarkan dijahit, kecuali pada luka yang sangat
parah. Jika keadaan terpaksa dilakukan penjahitan, maka harus diberikan serum
anti rabies (SAR) sesuai dosis, selain itu dipertimbangkan perlu tidaknya
pemberian vaksin anti tetanus, maupun antibiotik dan analgetik.
Peran serta masyarakat
dalam rangka pengendalian dan pemberantasan rabies antara lain :
- Jika ada kasus gigitan hendaknya dilaporkan ke petugas Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di tingkat kecamatan/kota/kabupaten/provinsi.
- Hewan yang menggigit ditangkap dan dilaporkan ke Dinas di atas untuk di observasi selama 14 hari.
- Memelihara anjing dengan baik dan benar yaitu dengan cara dikandangkan dan tidak dibiarkan berkeliaran. Jika akan di bawa bepergian ke tempat umum hendaknya dibrongsong atau dirantai.
- Hewan yang menggigit ditangkap dan dilaporkan ke Dinas di atas untuk di observasi selama 14 hari.
- Memvaksinasi rabies terutama anjing dan kucing minmal 1 tahun sekali di dinas peternakan maupun dokter hewan praktek.
- Anjing didaftarkan di kantor kelurahan setempat.
- Anjing liar yang tidak ada pemiliknya hendaknya dibunuh.
- Tidak membuang makanan sisa di tempat terbuka untuk mengurangi sumber makanan anjing liar.
- Tidak membuang makanan sisa di tempat terbuka untuk mengurangi sumber makanan anjing liar.
-
Bilamana
akan melalulintaskan Hewan Pembawa Rabies seperti anjing, kucing, baik antar
pulau, antar propinsi hendaknya mematuhi persyaratan karantina hewan yang ada
di bandara dan pelabuhan laut.
-
-
-
- .
-
